Kenali Apa Itu Sales Pipeline, Tahapan, & Cara Membuatnya

Bisnis313 Dilihat

Sales Pipeline adalah serangkaian tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang penjual atau tim penjualan untuk memproses dan memperoleh pelanggan baru. Sales Pipeline mencakup tahapan-tahapan seperti prospek, kualifikasi, presentasi, negosiasi, penawaran, penutupan dan penjualan ulang.

Sales Pipeline membantu penjual untuk mengatur aktivitas penjualan mereka secara terstruktur dan sistematis, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penjualan. Dengan menggunakan Sales Pipeline, penjual dapat melacak kemajuan setiap prospek dan menentukan peluang yang paling menjanjikan untuk digarap. Hal ini memungkinkan penjual untuk lebih fokus pada peluang yang paling potensial dan meningkatkan kemungkinan sukses dalam penjualan.

Perbedaan Sales Pipeline vs Sales Funnel

Sales Pipeline dan Sales Funnel adalah dua konsep penting dalam strategi penjualan. Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan antara keduanya.

Sales Pipeline adalah proses berulang yang berfokus pada langkah-langkah yang dilakukan oleh penjual untuk memproses dan memperoleh pelanggan baru. Sales Pipeline mencakup tahapan-tahapan seperti prospek, kualifikasi, presentasi, negosiasi, penawaran, penutupan dan penjualan ulang. Sales Pipeline membantu penjual untuk mengatur aktivitas penjualan mereka secara terstruktur dan sistematis, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penjualan.

Sementara itu, Sales Funnel adalah model yang menggambarkan perjalanan prospek dalam proses penjualan. Sales Funnel mencakup tahapan-tahapan seperti Awareness (kesadaran), Interest (minat), Decision (keputusan), dan Action (tindakan). Sales Funnel menggambarkan bagaimana prospek memasuki dalam proses penjualan dan melalui tahapan-tahapan tertentu sebelum menjadi pelanggan.

Baca Juga :   Mengenal Lebih jauh arti dan penyebab Resesi Ekonomi

Perbedaan utama antara Sales Pipeline dan Sales Funnel adalah bahwa Sales Pipeline menekankan pada aktivitas dan tindakan yang dilakukan oleh penjual, sedangkan Sales Funnel lebih berfokus pada prospek dan cara mereka berperilaku dalam proses penjualan. Sales Pipeline lebih cocok untuk mengatur kegiatan penjualan dan menentukan peluang penjualan yang paling potensial, sedangkan Sales Funnel digunakan untuk memahami perilaku prospek dan menemukan cara untuk meningkatkan konversi dari prospek menjadi pelanggan.

Fungsi Sales Pipeline

Sales Pipeline memiliki beberapa fungsi penting dalam strategi penjualan, di antaranya:

  1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penjualan: Sales Pipeline membantu penjual untuk mengatur aktivitas penjualan mereka secara terstruktur dan sistematis, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penjualan.
  2. Menentukan peluang penjualan yang paling potensial: Sales Pipeline membantu penjual untuk melacak kemajuan setiap prospek dan menentukan peluang yang paling menjanjikan untuk digarap. Hal ini memungkinkan penjual untuk lebih fokus pada peluang yang paling potensial dan meningkatkan kemungkinan sukses dalam penjualan.
  3. Meningkatkan visibilitas atas proses penjualan: Sales Pipeline memberikan visibilitas atas proses penjualan, sehingga memungkinkan manajemen penjualan untuk memantau kemajuan setiap penjualan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja penjualan.
  4. Memungkinkan perencanaan penjualan yang lebih baik: Sales Pipeline membantu penjual untuk merencanakan dan mengatur kegiatan penjualan mereka dengan lebih baik, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penjualan.
  5. Menyediakan data dan informasi yang berguna untuk analisis penjualan: Sales Pipeline mengumpulkan data dan informasi tentang setiap prospek dan penjualan, sehingga dapat digunakan untuk melakukan analisis penjualan yang lebih baik dan mengambil keputusan yang lebih tepat terkait strategi penjualan.
Baca Juga :   Sewa Mobil Tarakan - Cara Memilih Rental Mobil Terbaik

Manfaat Sales Pipeline

Sales Pipeline memiliki manfaat yang sangat penting dalam strategi penjualan, di antaranya:

  1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penjualan: Dengan menggunakan Sales Pipeline, penjual dapat mengatur aktivitas penjualan mereka dengan lebih sistematis dan terstruktur, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penjualan.
  2. Meningkatkan peluang penjualan: Sales Pipeline membantu penjual untuk menemukan dan menargetkan peluang penjualan yang paling potensial dan memastikan bahwa mereka diperlakukan dengan benar pada setiap tahapan dalam proses penjualan. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan sukses dalam penjualan.
  3. Meningkatkan visibilitas atas proses penjualan: Sales Pipeline memberikan visibilitas atas setiap penjualan yang sedang berlangsung dan memungkinkan manajemen penjualan untuk memantau kemajuan setiap penjualan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja penjualan.
  4. Meningkatkan akurasi perkiraan penjualan: Dengan menggunakan Sales Pipeline, penjual dapat mengidentifikasi peluang penjualan yang paling potensial dan memperkirakan kapan setiap penjualan akan ditutup. Hal ini dapat meningkatkan akurasi perkiraan penjualan dan membantu manajemen untuk mengambil keputusan yang lebih baik terkait strategi penjualan.
  5. Meningkatkan kolaborasi antara tim penjualan: Sales Pipeline memungkinkan tim penjualan untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam menangani setiap penjualan. Hal ini dapat meningkatkan kinerja tim penjualan secara keseluruhan dan memastikan bahwa setiap peluang penjualan diperlakukan dengan benar pada setiap tahapan dalam proses penjualan.

Langkah-Langkah dalam Sales Pipeline 

Baca Juga :   Apa Itu Project S TikTok yang Bisa Merugikan UMKM Indonesia??

Berikut adalah beberapa langkah umum dalam Sales Pipeline:

  1. Proses Pencarian Prospek: Langkah pertama dalam Sales Pipeline adalah mencari prospek atau calon pelanggan yang mungkin tertarik dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Pada tahap ini, penjual dapat menggunakan berbagai cara seperti referensi dari pelanggan atau mencari di media sosial dan basis data pelanggan.
  2. Penilaian Kualifikasi Prospek: Setelah menemukan prospek, penjual harus mengevaluasi seberapa cocok prospek tersebut dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa waktu dan upaya penjual terfokus pada prospek yang paling menjanjikan dan potensial untuk melakukan transaksi.
  3. Penawaran Proposal: Setelah penjual menilai kualifikasi prospek, maka langkah selanjutnya adalah membuat proposal penawaran produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan prospek. Proposal penawaran ini harus mencantumkan informasi yang lengkap dan jelas tentang produk atau layanan yang ditawarkan serta harga yang diberikan.
  4. Negosiasi: Setelah proposal diterima, maka tahap selanjutnya adalah negosiasi dengan prospek. Pada tahap ini, penjual dan prospek akan membahas dan menyelesaikan setiap masalah atau kekhawatiran yang mungkin muncul.
  5. Penutupan Penjualan: Setelah negosiasi berhasil, maka tahap terakhir adalah penutupan penjualan. Pada tahap ini, penjual dan prospek menyetujui proposal dan melakukan transaksi pembayaran.
  6. Follow-up: Setelah penjualan berhasil, penting untuk melakukan follow-up kepada pelanggan untuk memastikan kepuasan mereka terhadap produk atau layanan yang ditawarkan. Follow-up juga dapat memperkuat hubungan dengan pelanggan dan membuka peluang penjualan lebih lanjut di masa depan.
  7. Analisis dan Evaluasi: Langkah terakhir dalam Sales Pipeline adalah melakukan analisis dan evaluasi atas proses penjualan yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan strategi penjualan yang akan dilakukan di masa depan.
Baca Juga :   Sewa Mobil Ogan Ilir - Cara Memilih Sewa Mobil Terbaik

Cara Membuat Sales Pipeline

Berikut adalah beberapa cara untuk membuat Sales Pipeline:

  1. Tentukan tahapan dalam Sales Pipeline: Langkah pertama adalah menentukan tahapan dalam Sales Pipeline yang akan digunakan, misalnya pencarian prospek, kualifikasi prospek, penawaran proposal, negosiasi, penutupan penjualan, follow-up, dan analisis dan evaluasi.
  2. Identifikasi prospek: Identifikasi prospek yang tepat dan cocok dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Prospek bisa didapat dari berbagai sumber seperti referensi pelanggan, media sosial, dan basis data pelanggan.
  3. Kualifikasi prospek: Setelah mengidentifikasi prospek, maka lakukan kualifikasi prospek untuk menilai seberapa cocok dan potensial prospek tersebut dalam melakukan transaksi. Proses kualifikasi prospek harus mencantumkan informasi tentang kebutuhan, anggaran, dan jangka waktu untuk transaksi.
  4. Buat proposal penawaran: Setelah prospek dinyatakan cocok dan potensial, buatlah proposal penawaran yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan prospek. Proposal penawaran harus mencantumkan informasi yang lengkap dan jelas tentang produk atau layanan yang ditawarkan serta harga yang diberikan.
  5. Lakukan negosiasi: Setelah proposal diterima, maka tahap selanjutnya adalah negosiasi dengan prospek. Pada tahap ini, penjual dan prospek akan membahas dan menyelesaikan setiap masalah atau kekhawatiran yang mungkin muncul.
  6. Penutupan penjualan: Setelah negosiasi berhasil, maka tahap terakhir adalah penutupan penjualan. Pada tahap ini, penjual dan prospek menyetujui proposal dan melakukan transaksi pembayaran.
  7. Lakukan follow-up: Setelah penjualan berhasil, penting untuk melakukan follow-up kepada pelanggan untuk memastikan kepuasan mereka terhadap produk atau layanan yang ditawarkan. Follow-up juga dapat memperkuat hubungan dengan pelanggan dan membuka peluang penjualan lebih lanjut di masa depan.
  8. Analisis dan evaluasi: Lakukan analisis dan evaluasi atas proses penjualan yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan strategi penjualan yang akan dilakukan di masa depan.
  9. Gunakan alat bantu: Anda dapat menggunakan alat bantu atau software untuk mengelola Sales Pipeline, seperti CRM (Customer Relationship Management) atau Sales Pipeline Management Software. Hal ini akan membantu Anda dalam mengelola dan memantau setiap tahap dalam proses penjualan dengan lebih efisien dan efektif.
Baca Juga :   Cara Membuat Rebranding yang Efektif

Dalam dunia bisnis, Sales Pipeline merupakan suatu sistem atau strategi yang digunakan untuk mengelola proses penjualan dengan lebih efisien dan efektif. Sales Pipeline memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus pada prospek yang potensial dan memperbaiki strategi penjualan untuk meningkatkan konversi penjualan. Langkah-langkah dalam Sales Pipeline meliputi pencarian prospek, kualifikasi prospek, penawaran proposal, negosiasi, penutupan penjualan, follow-up, dan analisis dan evaluasi. Dalam membuat Sales Pipeline, penting untuk memahami tahapan dan mengidentifikasi prospek yang cocok serta menggunakan alat bantu yang tepat seperti CRM atau Sales Pipeline Management Software. Dengan Sales Pipeline yang baik, perusahaan dapat meningkatkan performa penjualan dan meningkatkan keuntungan bisnis.